Page 9 - RD YOS SOMAR DIDIK
P. 9
PENDIDIKAN ORANG DEWASA.
II Pendi di kan orang dewasa sang at mempengaruhi pendi di kan
anak, sebab orangtua cukup sering mendorong anak-anaknya agar
giat belajar. Organisasi-organisasi internasional yang membantu
program pendidikan ini, telah memprakarsai apa yang disebut
'Commu-nity Development'.
Alasan memprakarsai program ini adalah karena pendidikan
di sekolah sering sekali terlantar.
Kalau toh berjalan baik, tidaklah diarahkan kepada tujuan-
tujuan praktis. Pendidikan orang dewasa pun sering terlantar.
Kalau toh berjalan menurut target praktis, tidak banyak merubah
penduduk untuk bebas buta-aksara.
Selain itu, sebagian petani masih saja tak-membutuhkan
keterampilan membaca dan menulis dalam melaksanakan pekerjaan
hariannya, yang berakibat bahwa produksi pertanian tidak
seberapa meningkat.
Maka, program 'Community Development' menggalakkan sistem
pendidikan terpadu.
Bukan hanya ilmu, pola-pikir kritis dan keterampilan yang
disajikan. Program perluasan pertanian yang bertujuan
meningkatkan produksi pun, diajarkan. II
II Namun, sekal i pun bagusnya program tersebut dan sang at
bertumbuh subur di India misalnya, haruslah dicatat bahwa
tidaklah bijaksana untuk meneterapkan begitu saja,
metode-metode pendidikan Barat di Asia Selatan.
Memang perlu sekali bentuk-bentuk pengajaran buat keluarga dan
lingkungan sebagai satu unit; toh uji-coba serta pemantauan
yang kontinue harus selalu juga diadakan.
Bagaimana pun juga, sekolah tetap merupakan salah satu pusat
kehidupan masyarakat karena berperan besar dalam rangka
perubahan sosial.
'Haus akan ilmu' hanyalah mitos golongan atas; sedangkan rakyat
jelata tidak begitu berminat dalam pendidikan.
Maka, semangat profesionalisme harus dihidupkan dan gairah
dalam organisasi-organisasi rakyat harus dibangkitkan.
Dengan demikian, usaha-usaha di bidang pemberantasan
buta-aksara dan pendidikan orang dewasa, berkembang menjadi
satu 'gerakan', satu 'kampanye'. II
II Kendala penghambat peningkatan pendidikan di Asia Selatan
terletak pada langkanya sarana media komunikasi. Penggunaan
metode audio-visual sebagai sarana penyuluhan kepada rakyat,
masih saja terbatas pada tujuan hiburan. Selain itu, bahan-bahan
bacaan masih sangat langka, disamping kekurangan kertas yang
sangat parah. Inilah sebab-sebab, mengapa 'minimum literacy'
sangat sulit dikembangkan ke 'functional literacy'. II
9